Rabu, 07 September 2016

Gejala Kekurangan Kalium pada Tanaman



Gejala Kekurangan Kalium pada Tanaman
Kekurangan Kalium pada tanaman akan menimbulkan gejala yang khusus pada tanaman.  Misalnya pada alfalfa : munculnya bercak-bercak putih pada pinggir daun.  Pada Jagung dan rumput : terjadi klorosis dan nekrosis pada pinggir-pingir daun. Batang menjadi lemah dan mudah rebah atau patah dan pada keapa sawit telihat gejala bintik-bintik kuning yang apabila diterawang saat ada cahaya, maka akan tembus bintik uning tersebut.  Gejala kekurang K ini dimulai dari daun bawah karena Kalium bersifat mobil di dalam tanaman.
Kekurangan kalium pada umumnya menunjukkan gejala-gejala seperti becak-becak dan atau keriput-keriput pada daun. Becak-becak ini meliputi seluruh permukaan daun kecuali pada tulang tengah, dan selanjutnya daun berkeriput mengering.  Berbeda dengan nitrogen dan fosfor, gejala kekurangan kalium yang spesifik jarang timbul pada waktu tanaman masih muda. Oleh karena itu kekurangan kalium sering tidak diketahui.
Gejala-gejala di bawah ini menunjukkan gejala kekurangan kalium pada beberapa tanaman:
a)      Gejala pada bagian Daun antara lain daun-daun tanaman yang kekurangan kalium berwarna tua dengan becak-becak seperti karat, memberi gambaran kotor pada daun. Becak-becak mula-mula timbul pada bagian atas daun-daun tua. Pucuk dan tepi helaian daun menjadi nekrosis, berwarna coklat kemerahan atau coklat kekuningan. Daun-daun mati sebelum waktunya setelah tanaman berbunga, sering terjadi. Daun-daun tua menunduk, terutama waktu tengah hari, dan daun-daun muda menggulung menyerupai tanaman kekurangan air.
b)      Gejala pada bagian Batang adalah batang pendek dan kecil sehingga tanaman kerdil. Banyak varietas yang kekurangan kalium lebih mudah rebah.
c)      Anakan, kecuali dalam keadaan kekurangan kalium yang berat, anakan tidak dapat dipengaruhi oleh kekurangan kalium.
d)     Malai tanaman yang kekurangan kalium menjadi pendek, mempunyai presentase kehampaan yang tinggi.
e)      Gabah, jumlah gabah per malai sedikit, ukurannya kecil dan bentuknya tidak rata; kualitas dan berat per  1000 butir rendah. Apabila kulit gabah dibuang, beras kehilangan bentuk seperti yang sehat. Presentase gabah yang tidak masak dan tidak berkembang meningkat.
f)       Akar, akar tanaman yang kekurangan kalium umumnya kurang berkembang. Akar kecil-kecil dan pendek dengan cabang dan akar rambut yang kecil. Warna akar sering berubah menjadi coklat tua sampai hitam, menandakan akar  yang busuk.
Timbulnya penyakit helminthosporium, piricularia, cercospora, dan kresek, sering merupakan petunjuk kekurangan kalium yang laten atau akut, atau serangan menjadi lebih berta karena kekurangan kalium atau dalam keadaan tak seimbang antara nitrogen dan kalium.  Penyakit fisiologis yang timbul pada tanah-tanah yang keadaannya buruk, secara langsung berhubungan dengan absorbsi kalium yang kurang. Kalium menolong menyembuhkan penyakit bronzing yang disebabkan keracunan besi. Kalium mengurangi kerusakan akar karena sulfida hidrogen atau senyawa-senyawaan organis.
Kebutuhan tanaman akan K cukup tinggi dan akan menunjukkan gejala kekurangan apabila kebutuhannya tidak mencukupi. Dalam keadaan demikian maka terjadi translokasi K dari bagian-bagian yang tua ke bagian-bagian yang muda. Dengan demikian gejalanya mulai terlibat pada bagian bawah dan bergerak ke ujung tanaman.  Berbeda dengan N, S, P dan beberapa unsur lain, K tidak dijumpai di dalam bagian tanaman seperti protoplasma, lemak dan selulosa. Fungsinya nampaknya lebih bersifat katakisator.
Kalium terdapat di dalam cairan sel dalam bentuk ion-ion K+ yang mempunyai sifat dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan. Secara fisiologis K mempunyai fungsi mengatur pergerakan stomata dan hal-hal yang berhubungan dengan cairan sel. Unsur K berperan mengatur membuka dan menutupnya sel-sel stomata tanaman, sehingga mempengaruhi transpirasi. Bila kandungan unsur K tinggi maka sel-sel stomata tanaman menutup, sehingga penguapan akan berkurang atau menurun. Kalium berperan dalam fotosintesis, respirasi, aktivitas enzim, dan pembentukan karbohidrat, sehingga pemberian K berpengaruh terhadap bobot kering tanaman seperti gladiol dan tanaman melati (Hakim, 1986).
Unsur hara kalium di dalam tanah selain mudah tercuci, tingkat ketersediaanya sangat dipengaruhi oleh pH dan kejenuhan basa. Pada pH rendah dan kejenuhan basa rendah kalium mudah hilang tercuci, pada pH netral dan kejenuhan basa tinggi kalium diikat oleh Ca. Kapasitas tukar kation yang makin besar meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan K, dengan demikian larutan tanah lambat melepaskan K dan menurunkan potensi pencucian (Dirjen Pendidikan Tinggi,1991).

0 komentar:

Posting Komentar